Kita sempat mengetahui dan merasakan bagaimana efek
dari pemanasan global yang terjadi pada lingkungan sekitar kita. Bahkan kita
sempat menyadari betapa pentingnya perilaku hidup kita demi keselamatan dunia.
Namun, bukan kesadaran saja diperlukan tetapi dibarengi dengan tindakan (real action) tanpa harus menunggu
perubahan yang dilakukan pemerintah. Perlu adanya sesuatu hal praktis dari hal
terkecil sekalipun sehingga berdampak besar dan memberikan perubahan positif
bagi kehidupan kita. Masih ingatkah dengan 3R (Reduce, Refuse and Recycle)
̶
kurangi, gunakan kembali dan daur ulang! Tidak boleh bosen
untuk keselamatan dunia!
Beberapa
tindakan preventif yang harus kita lakukan dalam mengurangi emisi karbon :
1.
Green Company
Green Company atau
perusahaan-perusahaan hijau sudah berkembang di beberapa negara. Saat ini
banyak industry besar melakukan efesiensi dengan cara mengurangi konsumsi
energy dan material, menghemat uang, membantu planet bumi yang sedang dilanda
efek pemanasan global. Salah satu contoh perusahaan ini adalah Honda yang
mencoba memfokuskan pada tiga alternative teknologi bahan bakar: mobil hybrid
dengan menggunakan gas dan listrik, mesin diesel yang bersih, dan bahan bakar
dari sel matahari. Contoh lainnya seperti perusahaan Alcan di Kanada yang
memproduksi alumunium dengan cara mengurangi efek gas rumah kaca sampai 25
persen dan meningkatkan produksinya sampai 40 persen. Perusahaan-perusahaan
tersebut merupakan teladan bagi Negara-negara lainnya termasuk Indonesia agar
mampu mengembangkan inovasinya dalam misinya membantu mengurangi emisi karbon.
2. Bike
to Work
Ada
solusi yang jauh lebih sederhana untuk mengatasi polusi yang ditimbulkan oleh
bahan bakar fosil ini, yaitu dengan mengubah kendaraan bermotor kita dengan
kendaraan bebas polusi seperti sepeda. Selain berolahraga dan menyehatkan
tubuh, bersepeda juga merupakan aktivitas yang mengeluarkan karbon netral atau
menghasilkan karbon dengan titik nol. Saat ini gerakan Bike To Work sudah menjadi life
style di Jakarta Gerakan ini mampu menghasilkan komunitas-komunitas sehat
yang mampu menggerakkan massa untuk berperilaku sehat dengan sepeda. Start from now! Lakukan dari sekarang
berjalan kaki atau bersepeda dan tidak terlalu banyak menggunakan kendaraan
bermesin.
3. Reforestasi with go green!
Salah
satu usaha mengurangi efek pemanasan glonal adalah dengan melakukan penghijauan
atau reforestasi hutan yang gundul dan menanam pohon yang dapat menyerap
karbondioksida, terutama penghijauan kembali hutan tropis sebagai paru-paru
bumi. Saat ini pemerintah dan kalan masyarakat yang sadar akan lingkungan mampu
mengadakan kegiatan-kegiatan penghijauan (go
green) dengan penanaman sejuta pohon dan efektif dapat membangkitkan
kesadaran lingkungan pada masyarakat khususnya masyarakat awam.
4. Going
out with Angkot
Angkutan umum adalah kendaraan yang
efektif membawa banyak muatan dengan biaya yang cukup murah. Biasanya, di
kota-kota besar seperti Jakarta dalam satu rumah memiliki banyak mobil atau
kendaraan pribadi yang pada akhirnya menciptakan pemborosan energy dan membuat
kemacetan lalu lintas. Untuk mengurangi efek pembuangan emisi gas rumah kaca
ini adalah dengan menggunakan transportasi umum seperti bis, angkot, busway
atau trem untuk perjalanan di dalam kota. Hindari gengsi yang tinggi untuk
keselamatan bumi kita karena siapa lagi selain kita yang harus melakukannya. Lets to do it!
5. Say
No To”plastic”
Setiap
berbelanja atau jajan di pasar atau took-toko pasti selalu diberi plastic untuk
membawa seluruh belanjaan kita. Sayangnya tas plastic ini biasanya akan dibuang
percuma ke bak sampah. Padahal untuk mendaur ulang bahan dari plastic butuh
waktu sekitar 1000 tahun untuk diuraikan dalam tanah. Ada usaha untuk
mengurangi penggunaan tas plastic yaitu dengan menggunakan tas bahan kain atau
kertas yang dapat didaurulang kembali. Bangunlah took-toko yang sarat akan
pengurangan pemanasan global dengan tidak memberikan konsumen tas plastic.
6. Change
your “Lamp”
Pemakaian
lampu fluorescent (CFL) yang berbentuk melingkar-lingkar seperti ular ternyata
dapat menghemat energy di rumah. Biarpun harganya lebih mahal dari harga lampu
biasa namun kekuatan 7 watt sama dengan 40 watt lampu biasa dan 26 watt lampu
CFL sama dengan 100 watt lampu biasa. Dengan penggunaan CFL ini diharapkan
masyarakat lebih bisa menghemat energy di rumah tanpa harus memakai lampu boros
energy.
7. Open
Window
Udara di luar lebih segar
disbanding harus menggunakan AC yang boros energy dan mengeluarkan emisi dari
gas rumah kaca yang besar. Maka salah satu solusi sederhana adalah dengan
membuka jendela. Solusi lainnya adalah gunakan kipas angin yang lebih sedikit
mengeluarkan gas rumah kaca atau merancang bangunan rumah dan kantor dengan
banyak menggunakan ventilasi sehingga udara di dalam ruangan lebih sejuk.
8. Read
magazine/newspaper/book by online
Saat
ini penggunaan internet lebih murah, selain itu pengetahuan kita lebih luas.
Membaca majalah, buku atau Koran lebih hemat menggunakan online dan tentunya
tidak akan kehabisan disbanding kita harus beli di loper Koran. Hal itu perlu
digalakan karena jika kita ikut serta dalam menghemat kertas maka kita juga
mencegah penebangan kayu, kerusakan hutan, dan mengurangi oembuangan emisi gas
rumah kaca. Selain itu, tugas-tugas kampus, skripsi atau papper yang lainnya
diusahakan menggunakan system komputerisasi agar lebih hemat dan tidak harus
menumpuk kertas setiap harinya. Semakin banyak mengeluarkan kertas maka
membabat habis banyak kayu dan menghancurkan banyak hutan tropis di Negara
kita.