Terlintas di benak
kita, ketika sistem pendidikan formal dengan suasana pluralitas mampu mengembangkan
karakter anak. Tentu saja, adanya keragaman ini bukan hanya dilihat dari
perbedaan suku, budaya, ras dan agama saja tetapi keragaman fisik antara
anak-anak normal dengan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Gambaran sikap
toleransi, kedamaian dan persatuan sangat jelas tertuang dalam kehidupan
sekolah, karena banyaknya keanekaragaman budaya dan karakter ini, mereka sudah
punya nilai toleransi kesatuan dan kedamaian tinggi, apalagi ditambah dengan
memiliki teman-teman yang luar biasa (anak berkebutuhan khusus).
Pada praktiknya, keberadaan anak-anak dengan kebutuhan khusus
ini ternyata juga memberikan dampak positif pada anak-anak lainnya. Dimana anak
akan terbentuk dan tumbuh kasih sayang serta pengertian kepada teman-teman
spesial mereka ini. Secara tidak langsung, hal ini menjadi semacam medium
pendidikan emotional intelligence
yang terbukti akan amat bermanfaat bagi kesuksesan hidup mereka kelak. Kekurangan bahkan kehilangan
kemampuan spesifik seperti anak-anak berkebutuhan khusus sekalipun, tidak
pernah akan berpengaruh signifikan. Mereka anak-anak normal akan tetap saja
menjadi teman-teman setia anak-anak berkebutuhan khusus. Di samping itu, anak
normal harus memahami bahwa anak-anak tersebut adalah anak-anak yang luar biasa
tanpa harus jadi bahan ejekan (bulying) anak-anak
normal lainnya.
Sekolah Hikmah Teladan, sekolah yang memiliki keyakinan bahwa
setiap anak dengan segala kondisinya memiliki potensi yang memadai untuk
menggapai kesuksesan masa depan serta berhak mendapatkan pendidikan terbaik. Di
sisi lain, SD Hikmah Teladan percaya bahwa anak-anak yang memiliki kebutuhan
khusus (special needs) akan terdidik
dengan cara yang paling baik jika berada dalam sebuah lembaga pendidikan umum
bersama-sama dengan anak-anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus. Anak-anak
dengan kebutuhan khusus seperti ini memerlukan sebatas tertentu pendampingan
untuk mengatasi atau mengurangi hambatan akibat kebutuhan khusus mereka
tersebut. Untuk itu, Hikmah Teladan menyiapkan guru pendamping (tutor) yang
dikoordinasikan oleh seorang koordinator ‘Tim Inklusi’. ‘Tim Inklusi’ ini
umumnya sarjana psikologi dan bahkan ada yang sudah menjadi psikolog.
Demi kemajuan siswa berkebutuhan
khusus ini, SD Hikmah Teladan juga menyediakan ruangan khusus yang disebut
‘Ruang Inklusi’. Di ruang inilah berbagai kegiatan penting penanganan anak-anak
berkebutuhan khusus dilakukan sehingga perkembangannya dapat dipantau dan
dievaluasi secara optimal. Di ruangan ini juga disediakan berbagai fasilitas
pendukung bagi siswa berkebutuhan khusus untuk mengekpresikan diri.
Sebagai sekolah inklusi, anak-anak
di SD Hikmah Teladan tidak mengenal adanya segmentasi. Beberapa hal yang
dilakukan guru SD Hikmah Teladan dalam membantu anak berkebutuhan khusus dengan
komunikasi yang mendukung. Pada dasarnya, komunikasi itu perlu sebagai bentuk
sosialisasi yang cukup menunjang bagi perkembangan sikap sosial anak,
Komunikasi guru dalam menumbuhkan pengertian dalam diri siswa normal dilakukan
dalam dua cara, pertama secara langsung seperti pada awal siswa masuk sekolah,
pada kesempatan tertentu seperti jika ada masalah ataupun jika ada pertanyaan
dari siswa. Cara kedua, guru tidak menjelaskan secara langsung melainkan
memberi contoh kepada siswa normal bagaimana memperlakukan anak berkebutuhan
khusus.
Selain
itu, komunikasi guru dalam menumbuhkan empati dilakukan dengan cara yaitu
memberi penjelasan dan berdialog tentang kondisi ABK serta membaurkan siswa
normal dengan ABK agar mereka dapat berinteraksi. Kemudian komunikasi guru
dalam menciptakan suasana kelas yang dapat menerima ABK dilakukan guru dengan
cara menyatukan anak dalam setiap kegiatan belajar mengajar, seperti dalam
pembagian kelompok, dalam games,
begitu pula dalam pengaturan tempat duduk, tidak memisahkan antara siswa normal
dengan siswa ABK.
Memperlakukan
sama antara siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus. Memberi kesempatan yang
sama antara siswa normal dan ABK. Seperti memberi kesempatan untuk menjadi KM,
menjadi imam dalam moment shalat dhuha, memberi kesempatan maju ke depan pada pelajaran
tertentu dll; Siswa ABK dikatakan berhasil bukan berarti mereka menjadi siswa
yang cerdas, nilainya bagus. Tetapi ukuran keberhasilan bagi siswa ABK adalah
manakala mereka mau diam di kelas mengikuti pelajaran, mengalami perkembangan
dalam sosialisasi, perkembangan dalam memahami suatu konsep, mampu
mengendalikan emosi, mencapai target belajar yang ditentukan oleh tim inklusi
yang disesuaikan dengan kemampuan anak dll.
Kemudian
guru dalam membantu ABK agar berhasil di sekolah inklusi─SD Hikmah Teladan
dibagi dalam beberapa bagian : a. Membantu ABK mau belajar di kelas dilakukan
dengan cara pendampingan, menciptakan mood
(suasana hati), tutor sebaya, Reward & Punishment; b. Membantu
ABK beradaptasi dan bersosialisasi dilakukan dengan cara memperkenalkan aturan
kelas, memperkenalkan teman sekelas, membuat ABK lebih lama diam di kelas; c.
Membantu ABK mengenali potensi dari pemberian tugas, dengan mengeksplorasi
siswa, mengamati dari keseharian, melalui hobi atau pun dengan cara alami dan
mengembangkan potensi tersebut dengan melalui program-program sekolah seperti
panggung berani, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya
di kelas, atau pun dengan mengikutsertakan siswa dalam lomba-lomba baik yang
diadakan oleh pihak sekolah maupun oleh pihak di luar sekolah.
Konsep
pendidikan inklusi yang sedang digalakkan oleh pemerintah perlu ditingkatkan
dari segi sosialisasinya, sehingga sekolah-sekolah umum yang bersedia menerima
anak-anak dengan kebutuhan khusus semakin meningkat jumlahnya. Tidak hanya pada
tingkat pendidikan dasar, tetapi juga di tingkat pendidikan lanjutan. Hal ini
dikarenakan sistem pendidikan inklusi tersebut banyak memberikan keuntungan
tidak saja bagi anak berkebutuhan khusus , tetapi juga bagi siswa lain,
keluarga dan masyarakat pada umumnya serta terutama pada anak-anak normal
lainnya untuk memupuk sikap toleransi, kedamaian dan kesatuan.
Subjek : SD Hikmah Teladan Cimahi