Tampilkan postingan dengan label Pengembangan Karakter. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengembangan Karakter. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 April 2012

Pengembangan Karakter di Sekolah Inklusi

Terlintas di benak kita, ketika sistem pendidikan formal dengan suasana pluralitas mampu mengembangkan karakter anak. Tentu saja, adanya keragaman ini bukan hanya dilihat dari perbedaan suku, budaya, ras dan agama saja tetapi keragaman fisik antara anak-anak normal dengan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Gambaran sikap toleransi, kedamaian dan persatuan sangat jelas tertuang dalam kehidupan sekolah, karena banyaknya keanekaragaman budaya dan karakter ini, mereka sudah punya nilai toleransi kesatuan dan kedamaian tinggi, apalagi ditambah dengan memiliki teman-teman yang luar biasa (anak berkebutuhan khusus).

Pada praktiknya, keberadaan anak-anak dengan kebutuhan khusus ini ternyata juga memberikan dampak positif pada anak-anak lainnya. Dimana anak akan terbentuk dan tumbuh kasih sayang serta pengertian kepada teman-teman spesial mereka ini. Secara tidak langsung, hal ini menjadi semacam  medium pendidikan emotional intelligence yang terbukti akan amat bermanfaat bagi kesuksesan hidup mereka kelak. Kekurangan bahkan kehilangan kemampuan spesifik seperti anak-anak berkebutuhan khusus sekalipun, tidak pernah akan berpengaruh signifikan. Mereka anak-anak normal akan tetap saja menjadi teman-teman setia anak-anak berkebutuhan khusus. Di samping itu, anak normal harus memahami bahwa anak-anak tersebut adalah anak-anak yang luar biasa tanpa harus jadi bahan ejekan (bulying) anak-anak normal lainnya.
Sekolah Hikmah Teladan, sekolah yang memiliki keyakinan bahwa setiap anak dengan segala kondisinya memiliki potensi yang memadai untuk menggapai kesuksesan masa depan serta berhak mendapatkan pendidikan terbaik. Di sisi lain, SD Hikmah Teladan percaya bahwa anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus (special needs) akan terdidik dengan cara yang paling baik jika berada dalam sebuah lembaga pendidikan umum bersama-sama dengan anak-anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus. Anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti ini memerlukan sebatas tertentu pendampingan untuk mengatasi atau mengurangi hambatan akibat kebutuhan khusus mereka tersebut. Untuk itu, Hikmah Teladan menyiapkan guru pendamping (tutor) yang dikoordinasikan oleh seorang koordinator ‘Tim Inklusi’. ‘Tim Inklusi’ ini umumnya sarjana psikologi dan bahkan ada yang sudah menjadi psikolog.
Demi kemajuan siswa berkebutuhan khusus ini, SD Hikmah Teladan juga menyediakan ruangan khusus yang disebut ‘Ruang Inklusi’. Di ruang inilah berbagai kegiatan penting penanganan anak-anak berkebutuhan khusus dilakukan sehingga perkembangannya dapat dipantau dan dievaluasi secara optimal. Di ruangan ini juga disediakan berbagai fasilitas pendukung bagi siswa berkebutuhan khusus untuk mengekpresikan diri.
Sebagai sekolah inklusi, anak-anak di SD Hikmah Teladan tidak mengenal adanya segmentasi. Beberapa hal yang dilakukan guru SD Hikmah Teladan dalam membantu anak berkebutuhan khusus dengan komunikasi yang mendukung. Pada dasarnya, komunikasi itu perlu sebagai bentuk sosialisasi yang cukup menunjang bagi perkembangan sikap sosial anak, Komunikasi guru dalam menumbuhkan pengertian dalam diri siswa normal dilakukan dalam dua cara, pertama secara langsung seperti pada awal siswa masuk sekolah, pada kesempatan tertentu seperti jika ada masalah ataupun jika ada pertanyaan dari siswa. Cara kedua, guru tidak menjelaskan secara langsung melainkan memberi contoh kepada siswa normal bagaimana memperlakukan anak berkebutuhan khusus.

Selain itu, komunikasi guru dalam menumbuhkan empati dilakukan dengan cara yaitu memberi penjelasan dan berdialog tentang kondisi ABK serta membaurkan siswa normal dengan ABK agar mereka dapat berinteraksi. Kemudian komunikasi guru dalam menciptakan suasana kelas yang dapat menerima ABK dilakukan guru dengan cara menyatukan anak dalam setiap kegiatan belajar mengajar, seperti dalam pembagian kelompok, dalam games, begitu pula dalam pengaturan tempat duduk, tidak memisahkan antara siswa normal dengan siswa ABK.
Memperlakukan sama antara siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus. Memberi kesempatan yang sama antara siswa normal dan ABK. Seperti memberi kesempatan untuk menjadi KM, menjadi imam dalam moment shalat dhuha, memberi kesempatan maju ke depan pada pelajaran tertentu dll; Siswa ABK dikatakan berhasil bukan berarti mereka menjadi siswa yang cerdas, nilainya bagus. Tetapi ukuran keberhasilan bagi siswa ABK adalah manakala mereka mau diam di kelas mengikuti pelajaran, mengalami perkembangan dalam sosialisasi, perkembangan dalam memahami suatu konsep, mampu mengendalikan emosi, mencapai target belajar yang ditentukan oleh tim inklusi yang disesuaikan dengan kemampuan anak dll.
Kemudian guru dalam membantu ABK agar berhasil di sekolah inklusi─SD Hikmah Teladan dibagi dalam beberapa bagian : a. Membantu ABK mau belajar di kelas dilakukan dengan cara pendampingan, menciptakan mood (suasana hati), tutor sebaya, Reward & Punishment; b. Membantu ABK beradaptasi dan bersosialisasi dilakukan dengan cara memperkenalkan aturan kelas, memperkenalkan teman sekelas, membuat ABK lebih lama diam di kelas; c. Membantu ABK mengenali potensi dari pemberian tugas, dengan mengeksplorasi siswa, mengamati dari keseharian, melalui hobi atau pun dengan cara alami dan mengembangkan potensi tersebut dengan melalui program-program sekolah seperti panggung berani, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya di kelas, atau pun dengan mengikutsertakan siswa dalam lomba-lomba baik yang diadakan oleh pihak sekolah maupun oleh pihak di luar sekolah.
Konsep pendidikan inklusi yang sedang digalakkan oleh pemerintah perlu ditingkatkan dari segi sosialisasinya, sehingga sekolah-sekolah umum yang bersedia menerima anak-anak dengan kebutuhan khusus semakin meningkat jumlahnya. Tidak hanya pada tingkat pendidikan dasar, tetapi juga di tingkat pendidikan lanjutan. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan inklusi tersebut banyak memberikan keuntungan tidak saja bagi anak berkebutuhan khusus , tetapi juga bagi siswa lain, keluarga dan masyarakat pada umumnya serta terutama pada anak-anak normal lainnya untuk memupuk sikap toleransi, kedamaian dan kesatuan.
 
 Subjek : SD Hikmah Teladan Cimahi