ILMU SOSIOLOGI
A.
KONSEP DAN GENERALISASI SOSIOLOGI
1. Masyarakat
Konsep :
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang
terdiri dari bebrapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian
secara golongan dan merupakan sistem sosial yang saling memengaruhi satu sama
lain (Shadily, 1984:31).
Generalisasi
:
Masyarakat itu dapat diibaratkan sebuah sistem, di
mana di dalamnya terdiri atas beberapa unsur atau elemen (lembaga sosial) yang
memiliki fungsi masing-masing dan saling memiliki keterkaitan antarunsur dalam
berproses untuk mencapai suatu tujuan.
2. Peran
Konsep :
Peran adalah satuan keteraturan perilaku yang
diharapkan dari individu. Setiap hari, hampir semua orang harus berfungsi dalam
banyak peran yang berbeda.
Generalisasi
:
Peran negara dan bangsa dalam mengontrol informasi
di era globalisasi ini sudah jauh berbeda. Berbagai rintangan baru yang
beroperasi serentak dalam suatu waktu di tingkat planet, mengindikasikan
semakin hilangnya batas-batas kedaulatan dan otonomi poitik, budaya dan ekonomiyang
dapat mengikis otonomi suatu negara dan bangsa.
3. Norma
Konsep :
Suatu norma adalah suatu standar atau kode yang
memandu perilaku masyarakat.
Generalisasi
:
Para pendukung aliran evolusi beranggapan bahwa
norma-norma sosial pun ikut berubah atau berevolusi sebagai konsekuaensi adanya
perubahan sosial.
4. Sanksi
Konsep
:
Sanksi adalah suatu rangsangan untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu (Soekanto, 1993:446).
Generalisasi
:
Sanksi merupakan kaidah hukum yang
selalu ada pada setiap masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka untuk
mencapai ketertiban sosial.
1.
Interaksi
sosial
Konsep :
Interaksi sosial adalah proses sosial yang
menyangkut hubungan timbal balik antarpribadi, kelompok, maupun pribadi dengan
kelompok (Popenoe, 1983:104 ; Soekanto, 1993:247).
Generalisasi
:
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu
berinteraksi baik secara individual maupun kelompok. Interaksi sosial itu dapat
terjadi melalui proses sugesti, identifikasi, simpati dan imitasi.
- Imitasi adalah meniru model tindakan-tindakan
menyimpang sebagai sisi negatif, sedangkan sisi positif imitasi dapat mendorong
seseorang untuk mematuhi kaidah atau norma.
- Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi
pandangan tertentu yang diterima tanpa sikap kritis kerena adanya hambatan
emosional yang kurang rasional.
- Identifikasi merupakan kecenderungan
keinginan-keinginan dalam dirinya untuk menjadi sama dengan orang lain.
- Simpati
adalah proses seseorang merasa tertarik kepada orang lain.
6. Konflik sosial
Konsep
:
Konflik sosial adalah pertentangan sosial
yang bertujuan untuk menguasai atau menghancurkan pihak lain. Konflik sosial
pun dapat berupa kegiatan dari suatu kelompok yang menghalangi atau
menghancurkan kelompok lain, walaupun hal itu tidak menjadi tujuan utama
aktivitas kelompok tersebut (Soekanto, 1993:101).
Generalisasi
:
Dalam interaksinya, manusia selalu
terkandung benih-benih konflik sosial baik yang rasional maupun irasional.
Konflik sosial yang rasional memiliki kecenderungan dapat dikelola secara
positif dan dapat dikategorikan sebagai bagian integral dalam dinamika sosial,
sedangkan konflik irasional merupakan tipe konflik yang bersifat disfungsional.
7. Perubahan sosial
Konsep
:
Perubahan sosial mengacu pada variasi
hubungan antar individu, kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada waktu
tertentu (Ritzer, 1987:560).
Generalisasi
:
Perubahan sosial menunjuk pada perubahan
fenomena sosial, baik individu maupun kelompok, pada struktur maupun proses
sosial, baik tentang sebab-sebab terjadinya, bagaimana proses perubahan ini
terjadi, pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan sosial.
8. Permasalahan sosial
Konsep
:
Istilah permasalahan sosial merujuk kepada
suatu kondisi yang tidak diinginkan, tidak adil, berbahaya, ofensif dan dalam
pengertian tertentu mengancam kehidupan masyarakat.
Generalisasi
:
Dalam organisasi sosial jika salah satu
komponennya tersumbat maka dapat menimbulkan disorganisasi sosial. Dalam
pendekatannya, studi tentang permasalahan sosial dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yakni pendekatan realis dan objektif serta konstruksionisme sosial
(Pawluch, 2000:995).
9. Penyimpangan
Konsep
:
Istilah penyimpangan atau deviance
sebenarnya dalam sosiologi telah lama ada sejak awal kelahiran ilmu tersebut.
Para sosiolog dan kriminolog mengartikan sebagai perilaku yang terlarang, perlu
dibatasi, disensor, diancam hukuman atau label lain yang dianggap buruk
sehingga istilah tersebut sering dipadankan dengan pelanggaran aturan (Rock,
2000:227-228).
Generalisasi
:
Munculnya penyimpangan sering dikaitkan
dengan perilaku berbeda dan tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, dapat
karena faktor ketidaktahuan atau kurang wawasan, pergeseran standar,
ambivalensi moral, dinamika sosial, dan inkonsistensi.
10. Globalisasi
Konsep
:
Globalisasi merujuk pada implikasi tidak
berartinya lagi jarak nasional, regional. Maupun teritorial sehinnga apa pun
yang terjadi dan berlangsung di satu tempat bukan jaminan bahwa kejadian atau
peristiwa tersebut tidak membawa pengaruh di tempat lain (Ohmae, 2002:3-30).
Generalisasi
:
Era globalisasi ditandai dengan menipisnya
batas-batas negara secara politik, ekonomi dan budaya disebabkan khususnya
pengaruh teknologi informasi yang cepat meluas dan mudahnya akses
informasi-informasi.
11. Patronase
Konsep
:
Istilah patronase dalam istilah ilmu-ilmu
sosial lebih banyak dikaitkan dengan birokrasi patrimonial. Dalam birokrasi
patrimonial ini serupa dengan lembaga perkawulan, dimana patron adalah gusti
atau juragan dan klien adalah kawula. Hubungan antara gusti dan kawula tersebut
bersifat ikatan pribadi, implisit dianggap mengikat seluruh hidup, seumur hidup,
dengan loyalitas primordial sebagai dasar tali perhubungan (Kuntjoro-Jakti,
1980:6).
Generalisasi
:
Patronase sering menimbulkan korupsi.
Sumber-sumber publik dipakai sebagai sumber penyuapan. Individu-individu yang
berutang karier dan posisi kepada patron mereka akan dipaksa untuk melaksanakan
tindakan-tindakan ilegal.
12. Kelompok
Konsep
:
Konsep kelompok atau secara umum dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang disatukan oleh suatu prinsip dengan
pola rekrutmen hak dan kewajiban tertentu (Holy, 2000:421).
Generalisasi
:
Dalam sosiologi studi tentang kelompok
sangat penting disebabkan karena melalui kajian tentang kelompaok dapat
mempelajari hubungan yang bersifat kebiasaan, melembaga, atau yang bertahan
lama, yang biasanya terjalin antarkelompok.
13. Patriarki
Konsep
:
Secara harfiah berarti patriarki berarti
aturan dari pihak ayah. Istilah ini memiliki kecenderungan untuk
mendeskripsikan kondisi superioritas laki-laki atas perempuan (Cannel,
2000:734).
Generalisasi
:
Sistem masyarakat patriarkat sering
mendapat reaksi dari kaum feminis radikal karena berasumsi bahwa
perbedaan-perbedaan biologis antara pria dan wanita tidak harus diperhitungkan
yang meyebabkan banyaknya cara menguraikan berbagai hubungan antarjenis kelamin
yang merugikan wanita.
14. Hierarki
Konsep :
Konsep hierarki merujuk kepada suatu jenjang,
tatanan, peringkat kekuatan, prestise atau otoritas. Secara umum konsep
hierarki diserap oleh ilmu-ilmu sosial pada mulanya hanya mengacu kepada
gereja, pemerintahan pendeta dan biasanya Gereja Katolik Roma (Halsey.
2000:433).
Generalisasi
:
Bagi seorang anggota militer, semestinya ia
memahami hierarki kepangkatan dan jenjang komando yang berlaku dalam
kesatuannya. Hal ini akan berbeda dengan sistem masyarakat sipil yang
menekankan prinsip egaliter dan keseteraan lainnya yang lebih demokratis.
B. TEORI-TEORI SOSIOLOGI
1. Teori tindakan sosial
dan sistem sosial Parson
a. Teori tindakan sosial
. Parson menggunakan alat tujuan yang
intiya:
·
Tindakan itu diarahkan pada
tujuannya
·
Tindakan terjadi dalam suatu
situasi, dimana beberapa elemenya sudah pasti.
·
Secara normative tindakan itu
diatur sehubungan dengan penentuan alat dan tujuan.
b.
Teori sistem sosial
Teori ini mengenai tindakan yang bersifat umum yang mempunyai empat
syarat fungsional, diantaranya:
·
Adaptation
·
Goal Attainment
·
Integration
·
Latent Pattern Maintenache
Dari keempat syarat fungsional tersebut, dapat dikaji melalui
anggapan dasar sebagai berikut:
a.
Masyarakat merupakan suatu
sistem yang berhubungan satu sam lain.
b.
Pengaruh satu sama lain
berpengaruh berpengaruh ganda dan timbal balik.
c.
Integrasi sosial belum tercapai
sempurna, tetapi sudah bersifat dinamis.
d.
Sekalipun disfungsi, ketegangan
dan penyimpangan senantiasa terjadi.
e.
Perubahan tidak berlangsung
secara revilusioner.
2. Teori Evolusi Sosial
Herbert Spencer
· Suku primitif berkembang sesuai
dengan jumlah anggotanya.
· Pertumbuhan masyarakat bukan
hanya tidak hanya perbanyakan, tetapi juga meningkatkan solidaritas.
·
Masyarakat yang belum beradab
bersifat homogen.
·
Suku nomaden dipersatukan oleh
kepala suku.
·
Jenis kelamin ditentukan oleh
ciri-ciri fisik.
·
Kepemimpinan awalnya muncul
dari keluarga.
·
Wewenang dan kekuasaan
seseorang ditentukan oleh kekuatan dan kecerdikan seseorang.
· Kapasitas dan organisasi sosial
mengalami berbagai formula evolusi. Begitupun sistem pemerintahan bertambah
kompleks, diferensi pun timbul dalam organisasi sosial.
3.
Teori Teknologi dan
Ketinggalan Budaya
a. Perilaku manusia merupakan
produk warisan sosial atau budaya, bukan produk faktor-faktor biologis yang
diturunkan lewat ketunan.
b. Kenyataan sosial pada dasarnya
terdiri atas pola-pola perilaku individu yang nyata dan konsekuensi-konsekuensinya.
c. Perubahan-perubahan budaya
materil mulai dari penemuan awal, seperti perkakas tangan, komputer yang
beroprasi dengan cepat, sampai satelit komunikasi.
d. Kebudayaan nonmateril yang
tidak mampu mengejar karena kecepatan perubahan dalam kebudayaan materil terus
maju.
4.
Teori Dramaturgi Erving
Goffman
a. Dalam suatu situasi sosial,
seluruh kegiatan dari partisipan tertentu disebut sebagai suatu penampilan.
b. Yang dimaksud tindakan rutin
edisi goffman (1974:16) membatasi sebagai pola tindakan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
c. Seseorang dapat bertindak
sangat meyakinkan atas tindakan yang diperlihatkannya, walaupun sesungguhnya
perilaku sehari-harinya tidaklah mencerminkan tindakan yang demikian.
d. Karena itulah dapat dibedakan
antara panggung depan dengan panggung belakang.
e Dengan demikian ada kesenjangan
peran maupun keterikatan peran ataupun role embracement (Goffman,
1961:314-315).
5.
Teori Struktur Anthony
Giddens
a. Teori sosial memerlukan
adanya rekonstruksi yang berbeda dari mazhab sosiologi interpreative .
b.
Diperlukan langkah
rekonstruksi daripada sintesis.
c.
Praktik sosial harus
dipahami sebagai kesesuaian dan tindakan.
d.
Praktik-praktik yang basis
dalam perilaku dan masyarakat.
e.
Mengetahui bagaimana
berpartisipasi atau baimana bertindak.
f.
Struktur memungkinkan
adanya tindakan, saran bagi tindakan dll.
g.
Subjek untuk menciptakan
dirinya sendiri melalui partisipasi.
6.
Teori Globalisasi “of
Nothing” George Ritzer
Sebagai
contoh teori globalisasi Kellner Techno Capitalism. Anthony Giddens tentang
Runaway Word Gobalization, Zygmuny Bauman tentang konsekuensi Globalisasi,
Geogre Ritzer tentang Globalization of Nothing, Arjun Appadurai tentang teori
Landape dan lain-lain.
ILMU SEJARAH
A.
KONSEP DAN GENERALISASI SEJARAH
1. Perubahan
Konsep :
Generalisasi
:
Jika
kita hanya mengakui gerak sejarah berdasarkan siklus maka tidak akan banyak
terjadi perubahan-perubahan yang berarti dalam dinamika masyarakat lokal,
nasional, maupun global. Padahal perubahan yang terjadi pada masyarakat sekarang
ini demikian cepat, banyak lompatan, dan banyak hal yang tidak terduga.
2.
Peristiwa
Konsep :
Generalisasi
:
Sebenarnya, jika mengakui validitas gerak sejarah
yang di kemukakan Giambattista Vico, disamping beberapa peristiwa itu
kecendrungannya akan terjadi pengulangan yang serupa, tetapi akan terjadi pula
suatu proses bersifat siklus belaka (Al-Sharqawi, 1986: 147)
3.
Sebab dan Akibat
Konsep :
Generalisasi
:
Munculnya peradaban di lembah Sungai Nil
(Mesir Kuno) yang bernilai tinggi sebagai khazanah budaya dunia,disebabkan
adanya tantangan yang cukup keras bagi masyarakat Mesir dan perannya kaum elite
minoritas yang kreatif, akibatnya mereka berupaya untuk merespons tantangan itu
dalam bentuk peradaban yang bernilai agung (Laurer, 2003: 53).
4.
Nasionalisme
Konsep :
Generalisasi
:
Menurut Jan Romein, gerak kemajuan dan
keberlanjutan perubahan sejarah (sosial budaya), tidak dapat disamakan dengan
evolusi biologis melainkan kebalikannya. Mengingat manusia memiliki sejumlah
kemampuan akal dan pikiran sebagai makhluk yang lebih sempurna. Oleh karena
itu, dalam diakletika kemajuan perkembangan nasionalisme pun tidak berjalan
secara evolutif, tetapi maju dengan lompatan-lompatan yang diadakan seperti
revolusi (Wertheim,1967:95-96)
5.
Kemerdekaan
Konsep :
Generalisasi
:
Menurut Wittfogel, terdapat hubungan yang
erat antara berkembangnya budaya hidrolik yang berukuran besar, khususnya
sistem irigasi dengan munculnya struktur sosial yang sentralistik, otoktratik,
dan birokraktik, sebagaimana sering disebut sebagai depotisme oriental. Dengan
membangun budaya hidrolik, bendungan, dan irigasi besar, masing-masing penguasa
akan merasa bebas atau merdeka dengan mengembangkan sistem budaya hidrolik
tersebut (Wertheim 1976: 17;Kapplan dan Manners, 1999:95).
6.
Kolonialisme
Konsep
:
Generalisasi
:
Merajalelanya kolonialisme Barat pada abad
ke-19 terhadap Asia,Afrika, dan Amerika Latin,sebenarnya tidak dapat dilepaskan
sebagai dampak penemuan-penemuan daerah baru ataupun hasil eksploritasnya
terhadap daerah-daerah lain yang belum mereka kenal sebelumnya (Denon,
2000:134).
7.
Revolusi
Konsep
:
Generalisasi
:
Revolusi Prancis yang terjadi tahun 1789
memiliki dampak besar bagi kemenangan kaum borjuis di Eropa Barat maupun
bangkitnya nasionalisme serta perlawanan terhadap imperialisme, khususnya
sesama bangsa eropa (Furet dan Richet, 1989: 480 ).
8.
Fasisme
Konsep :
Generalisasi
:
Lahirnya fasisme di Italia maupun Jerman menjelang
Perang Dunia II, tidak lepas dari pengaruh krisis ekonomi dunia akibat malapetaka
Perang Dunia I yang menimbulkan krisis ekonomi (Malaise) yang sangat parah bagi
dunia (Payne, 2000:347).
9.
Komunisme
Konsep :
Generalisasi
:
Makin meluasnya bahaya komunisme di Asia Tenggara,
mendorong para ahli strategi dan pemikir Amerika Serikat untuk menggagas suatu
teori baru yang dikenal dengan Teori Domino (Supardan, 1983:21).
10. Peradaban
Konsep :
Generalisasi
:
Beberapa pusat peradaban tertentu, seperti Mesir
Kuno, Mesopotamia, India Kuno, dan Cina Kuno, pada umumnya lahir ataupun muncul
sebagai respons atas tantangan dan kesadaran minoritas kreatif yang terjadi di
beberapa sungai-sungai besar (Toynbee,1961).
11. Perbudakan
Konsep :
Generalisasi
:
Ketika kolonialisme dan imperialisme merajalela,
sistem perbudakan di beberapa wilayah (Afrika, Asia maupun Amerika Latin) pun
berkembang dengan pesat (Ross, 2000:965).
12. Waktu
Konsep :
Generalisasi
:
Studi tentang waktu dapat berfungsi baik sebagai
kerangka eksternal untuk mengukur peristiwa dan proses, menata kesemrawutan
terjadinya peristiwa dan proses demi orientasi manusia atau mengkoordinasikan
tindakan individu dan sosial secara kuantitatif yang dinyatakan oleh jam, hari,
tanggal, bulan, tahun dan abad memungkinkan kita mengenal perbandingan
kecepatan, interval, rentangan dan sebagainya maupun untuk menentukan kerangka
internal secara kualitatif yang dinyatakan berlangsung lebih lama atau lebih
sebentar, lebih lambat atau lebih cepat dan sebagainya (Adam, 1990:23).
13. Feminisme
Konsep :
Generalisasi
:
Pada awalnya, teori-teori feminisme bersifat
interdisipliner yang merangkum beberapa diskriminasi dan ketimpangan sosial
antara pria dan wanita di berbagai bidang sosial budaya, seperti sejarah,
filsafat, antropologi, politik, ekonomi dan seni. Selanjutnya, berkembang dalam
beberapa tema yang menonjol, seperti reproduksi, representasi dan pembagian
kerja berdasarkan jenis kelamin. Perkembangan selanjutnya yang mencolok adalah
munculnya konsep-konsep baru, seperti seksisme dan esensialisme yang
dimaksudkan untuk menggugat diskriminasi sosial terhadap ilmu pengetahuan yang
berkembang (Humm, 2000:354).
14. Liberalisme
Konsep :
Generalisasi
:
Secara metodologis, liberalisme meragukan
penjelasan teori-teori holistik maupun kolektivisme. Mereka lebih
mengasosiasikan dengan gerakan-gerakan laissezfaire dan menolak intervensi
pemerintah serta implikasi-implikasi moral yang mengharuskan memerhatikan yang
lemah. Selain itu, mesti tidak menyangkal legitimasi dan prosedur-prosedur
demokratis, kaum liberal tidak bersedia mempertaruhkan makna hakiki individu
dengan membuka pinyu selebar-lebarnya pada kekuatan mayoritas (Barry,
2000:571).
15. Konservatisme
Konsep :
Generalisasi
:
Pada umunya, pengikut konservatisme adalah para
orang tua yang sudah memiliki pandangan dan sikap mapan mengenai apa yang harus
diutamakan dalam hidup. Aliran ini menjunjung tinggi sopan santun, meskipun hal
itu mungkin irasional karena hal-hal tersebut dianggap sebagai jangkar yang
akan mencegah seseorang bertindak semaunya. Oleh karena itu, daya tarik
konservatisme di Inggris sampai sekarang masih luas, khususnya bagi “golongan
tua” tetap besar. Mereka beranggapan bahwa suatu masyarakat yang tidak memiliki
elemen konservatisme, di satu sisi tidak akan bertahan lama, walaupun bagi
banyak orang di sisi lain dapat dianggap stagnan (Minogue, 2000:167).
B. TEORI-TEORI SEJARAH
1.
Teori Gerak Siklus
Sejarah Ibnu Khaldun
a. Kebudayaan adalah manusia yang
memiliki landasan yang menimbulkan mereka untuk memecahkan masalah serta
mendapatkan kesenangan dan kecukupan dalam membangun industri, menyususun
hukumn , dan menertibkan transaksi.
b.
Fase primitif adalah bentuk
kehidupan manusia terdahulu yang pernah ada.
c. Fase urbanisasi, pembangun
tetap berlangsung sehingga perkembangan kebudayaan makin maju.
d.
Kelompok yang terkalahkan
selalu mengekar pada kelompok yang menang.
e.
Fase kemewahan, banyak kelompok
yang tenggelam dalam kemewahan.
2.
Teori Daur Kultural
spiral Giambattista Vico
a.
Perjalanan sejarah bukan
seperti roda yang berputar yang meramalkan masa depan.
b. Sejarah berputar dalam spiral
dan selalu memperbaharui diri, seperti gerakan pendaki gunung, dan setiap
lingkaran yang lebih beasr daripada lingkaran sebelumnya, sehingga ufuknya
semakin jauh dan luas.
c.
Masyarkat bergerak melalui
perkembangan dan terjalin erat dengan kemanusiaan, yaitu tahapan
fasenya:Teologis, Herois, dan humanitis.
d.
Ide kemajuan adalah subtansial,
tidak selalu berjalan kedepan, tetapi dalam lingkaran yang saling mempengaruhi.
3.
Teori Tantangan dan
tanggapan Arnold Toynbee
a. Terdapat 21 pusat peradaban
dunia.
b.
Peradaban muncul suatu
tantangan.
c.
Mesir muncul sebagai peradaban
sungai Nil.
d.
Berbagai jenis tantangan
diperlukan dalam perkembangan peradaban.
e. Ada 5 kawasan
perangsang peradaban: ganas, baru, diperebutkan, ditinadas, dan tempat
pembuangan.
f.
Kawasan ganas, lingkungan fisik
sulit ditaklukan.
g.
Antara tantangan dan tanggapan
berbentuk kurva linear.
h.
Untuk suatu tanggapan yang
memadai, kriteria pertama adalah keras atau lunak.