Selasa, 17 April 2012

Konsep, Teori, Generalisasi Ilmu Sosiologi dan Ilmu Sejarah


ILMU SOSIOLOGI
A.  KONSEP DAN GENERALISASI SOSIOLOGI
1.   Masyarakat
Konsep :
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari bebrapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan merupakan sistem sosial yang saling memengaruhi satu sama lain (Shadily, 1984:31).
Generalisasi :
Masyarakat itu dapat diibaratkan sebuah sistem, di mana di dalamnya terdiri atas beberapa unsur atau elemen (lembaga sosial) yang memiliki fungsi masing-masing dan saling memiliki keterkaitan antarunsur dalam berproses untuk mencapai suatu tujuan.
2.   Peran
Konsep :
Peran adalah satuan keteraturan perilaku yang diharapkan dari individu. Setiap hari, hampir semua orang harus berfungsi dalam banyak peran yang berbeda.
Generalisasi :
Peran negara dan bangsa dalam mengontrol informasi di era globalisasi ini sudah jauh berbeda. Berbagai rintangan baru yang beroperasi serentak dalam suatu waktu di tingkat planet, mengindikasikan semakin hilangnya batas-batas kedaulatan dan otonomi poitik, budaya dan ekonomiyang dapat mengikis otonomi suatu negara dan bangsa.
3.   Norma
Konsep :
Suatu norma adalah suatu standar atau kode yang memandu perilaku masyarakat.
Generalisasi :
Para pendukung aliran evolusi beranggapan bahwa norma-norma sosial pun ikut berubah atau berevolusi sebagai konsekuaensi adanya perubahan sosial.
4.   Sanksi
         Konsep :
         Sanksi adalah suatu rangsangan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu (Soekanto, 1993:446).
         Generalisasi :
         Sanksi merupakan kaidah hukum yang selalu ada pada setiap masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka untuk mencapai ketertiban sosial.
1.            Interaksi sosial
Konsep :
Interaksi sosial adalah proses sosial yang menyangkut hubungan timbal balik antarpribadi, kelompok, maupun pribadi dengan kelompok (Popenoe, 1983:104 ; Soekanto, 1993:247).
Generalisasi :
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi baik secara individual maupun kelompok. Interaksi sosial itu dapat terjadi melalui proses sugesti, identifikasi, simpati dan imitasi.
-  Imitasi adalah meniru model tindakan-tindakan menyimpang sebagai sisi negatif, sedangkan sisi positif imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah atau norma.
-  Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi pandangan tertentu yang diterima tanpa sikap kritis kerena adanya hambatan emosional yang kurang rasional.
-  Identifikasi merupakan kecenderungan keinginan-keinginan dalam dirinya untuk menjadi sama dengan orang lain.
-     Simpati adalah proses seseorang merasa tertarik kepada orang lain.
6.   Konflik sosial
                        Konsep :
      Konflik sosial adalah pertentangan sosial yang bertujuan untuk menguasai atau menghancurkan pihak lain. Konflik sosial pun dapat berupa kegiatan dari suatu kelompok yang menghalangi atau menghancurkan kelompok lain, walaupun hal itu tidak menjadi tujuan utama aktivitas kelompok tersebut (Soekanto, 1993:101).
      Generalisasi :
      Dalam interaksinya, manusia selalu terkandung benih-benih konflik sosial baik yang rasional maupun irasional. Konflik sosial yang rasional memiliki kecenderungan dapat dikelola secara positif dan dapat dikategorikan sebagai bagian integral dalam dinamika sosial, sedangkan konflik irasional merupakan tipe konflik yang bersifat disfungsional.
7.   Perubahan sosial
      Konsep :
      Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antar individu, kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada waktu tertentu (Ritzer, 1987:560).
      Generalisasi :
      Perubahan sosial menunjuk pada perubahan fenomena sosial, baik individu maupun kelompok, pada struktur maupun proses sosial, baik tentang sebab-sebab terjadinya, bagaimana proses perubahan ini terjadi, pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan sosial.
8.   Permasalahan sosial
      Konsep :
     Istilah permasalahan sosial merujuk kepada suatu kondisi yang tidak diinginkan, tidak adil, berbahaya, ofensif dan dalam pengertian tertentu mengancam kehidupan masyarakat.
      Generalisasi :
   Dalam organisasi sosial jika salah satu komponennya tersumbat maka dapat menimbulkan disorganisasi sosial. Dalam pendekatannya, studi tentang permasalahan sosial dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni pendekatan realis dan objektif serta konstruksionisme sosial (Pawluch, 2000:995).
9.   Penyimpangan
      Konsep :
      Istilah penyimpangan atau deviance sebenarnya dalam sosiologi telah lama ada sejak awal kelahiran ilmu tersebut. Para sosiolog dan kriminolog mengartikan sebagai perilaku yang terlarang, perlu dibatasi, disensor, diancam hukuman atau label lain yang dianggap buruk sehingga istilah tersebut sering dipadankan dengan pelanggaran aturan (Rock, 2000:227-228).
      Generalisasi :
     Munculnya penyimpangan sering dikaitkan dengan perilaku berbeda dan tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, dapat karena faktor ketidaktahuan atau kurang wawasan, pergeseran standar, ambivalensi moral, dinamika sosial, dan inkonsistensi.
10. Globalisasi
      Konsep :
    Globalisasi merujuk pada implikasi tidak berartinya lagi jarak nasional, regional. Maupun teritorial sehinnga apa pun yang terjadi dan berlangsung di satu tempat bukan jaminan bahwa kejadian atau peristiwa tersebut tidak membawa pengaruh di tempat lain (Ohmae, 2002:3-30).
      Generalisasi :
      Era globalisasi ditandai dengan menipisnya batas-batas negara secara politik, ekonomi dan budaya disebabkan khususnya pengaruh teknologi informasi yang cepat meluas dan mudahnya akses informasi-informasi.
11. Patronase
      Konsep :
      Istilah patronase dalam istilah ilmu-ilmu sosial lebih banyak dikaitkan dengan birokrasi patrimonial. Dalam birokrasi patrimonial ini serupa dengan lembaga perkawulan, dimana patron adalah gusti atau juragan dan klien adalah kawula. Hubungan antara gusti dan kawula tersebut bersifat ikatan pribadi, implisit dianggap mengikat seluruh hidup, seumur hidup, dengan loyalitas primordial sebagai dasar tali perhubungan (Kuntjoro-Jakti, 1980:6).
      Generalisasi :
      Patronase sering menimbulkan korupsi. Sumber-sumber publik dipakai sebagai sumber penyuapan. Individu-individu yang berutang karier dan posisi kepada patron mereka akan dipaksa untuk melaksanakan tindakan-tindakan ilegal.
12. Kelompok
      Konsep :
      Konsep kelompok atau secara umum dapat didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang disatukan oleh suatu prinsip dengan pola rekrutmen hak dan kewajiban tertentu (Holy, 2000:421).
      Generalisasi :
    Dalam sosiologi studi tentang kelompok sangat penting disebabkan karena melalui kajian tentang kelompaok dapat mempelajari hubungan yang bersifat kebiasaan, melembaga, atau yang bertahan lama, yang biasanya terjalin antarkelompok.
13. Patriarki
      Konsep :
     Secara harfiah berarti patriarki berarti aturan dari pihak ayah. Istilah ini memiliki kecenderungan untuk mendeskripsikan kondisi superioritas laki-laki atas perempuan (Cannel, 2000:734).
      Generalisasi :
      Sistem masyarakat patriarkat sering mendapat reaksi dari kaum feminis radikal karena berasumsi bahwa perbedaan-perbedaan biologis antara pria dan wanita tidak harus diperhitungkan yang meyebabkan banyaknya cara menguraikan berbagai hubungan antarjenis kelamin yang merugikan wanita.
14.  Hierarki
Konsep :
Konsep hierarki merujuk kepada suatu jenjang, tatanan, peringkat kekuatan, prestise atau otoritas. Secara umum konsep hierarki diserap oleh ilmu-ilmu sosial pada mulanya hanya mengacu kepada gereja, pemerintahan pendeta dan biasanya Gereja Katolik Roma (Halsey. 2000:433).
Generalisasi :
Bagi seorang anggota militer, semestinya ia memahami hierarki kepangkatan dan jenjang komando yang berlaku dalam kesatuannya. Hal ini akan berbeda dengan sistem masyarakat sipil yang menekankan prinsip egaliter dan keseteraan lainnya yang lebih demokratis.
           
B.  TEORI-TEORI SOSIOLOGI
1.     Teori tindakan sosial dan sistem sosial Parson
a.     Teori tindakan sosial
.    Parson menggunakan alat tujuan yang intiya:
·        Tindakan itu diarahkan pada tujuannya
·        Tindakan terjadi dalam suatu situasi, dimana beberapa elemenya sudah pasti.
·        Secara normative tindakan itu diatur sehubungan dengan penentuan alat dan tujuan.
b.      Teori sistem sosial
  Teori ini mengenai tindakan yang bersifat umum yang mempunyai empat syarat fungsional, diantaranya:
·        Adaptation
·        Goal Attainment
·        Integration
·        Latent Pattern Maintenache
Dari keempat syarat fungsional tersebut, dapat dikaji melalui anggapan dasar sebagai berikut:
a.       Masyarakat merupakan suatu sistem yang berhubungan satu sam lain.
b.      Pengaruh satu sama lain berpengaruh berpengaruh ganda dan timbal balik.
c.       Integrasi sosial belum tercapai sempurna, tetapi sudah bersifat dinamis.
d.      Sekalipun disfungsi, ketegangan dan penyimpangan senantiasa terjadi.
e.       Perubahan tidak berlangsung secara revilusioner.

2.      Teori Evolusi Sosial Herbert Spencer
·         Suku primitif berkembang sesuai dengan jumlah anggotanya.
·     Pertumbuhan masyarakat bukan hanya tidak hanya perbanyakan, tetapi juga meningkatkan solidaritas.
·        Masyarakat yang belum beradab bersifat homogen.
·        Suku nomaden dipersatukan oleh kepala suku.
·        Jenis kelamin ditentukan oleh ciri-ciri fisik.
·        Kepemimpinan awalnya muncul dari keluarga.
·        Wewenang dan kekuasaan seseorang ditentukan oleh kekuatan dan kecerdikan seseorang.
·   Kapasitas dan organisasi sosial mengalami berbagai formula evolusi. Begitupun sistem pemerintahan bertambah kompleks, diferensi pun timbul dalam organisasi sosial.
3.      Teori Teknologi dan Ketinggalan Budaya
a.    Perilaku manusia merupakan produk warisan sosial atau budaya, bukan produk faktor-faktor biologis yang diturunkan lewat ketunan.
b.  Kenyataan sosial pada dasarnya terdiri atas pola-pola perilaku individu yang nyata dan konsekuensi-konsekuensinya.
c.   Perubahan-perubahan budaya materil mulai dari penemuan awal, seperti perkakas tangan, komputer yang beroprasi dengan cepat, sampai satelit komunikasi.
d.   Kebudayaan nonmateril yang tidak mampu mengejar karena kecepatan perubahan dalam kebudayaan materil terus maju.
4.      Teori Dramaturgi Erving Goffman
a.  Dalam suatu situasi sosial, seluruh kegiatan dari partisipan tertentu disebut sebagai suatu penampilan.
b.   Yang dimaksud tindakan rutin edisi goffman (1974:16) membatasi sebagai pola tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya.
c.   Seseorang dapat bertindak sangat meyakinkan atas tindakan yang diperlihatkannya, walaupun sesungguhnya perilaku sehari-harinya tidaklah mencerminkan tindakan yang demikian.
d.    Karena itulah dapat dibedakan antara panggung depan dengan panggung belakang.
e Dengan demikian ada kesenjangan peran maupun keterikatan peran ataupun role embracement (Goffman, 1961:314-315).
5.       Teori Struktur Anthony Giddens
a. Teori sosial memerlukan adanya rekonstruksi yang berbeda dari mazhab sosiologi interpreative .
b.      Diperlukan langkah rekonstruksi daripada sintesis.
c.       Praktik sosial harus dipahami sebagai kesesuaian dan tindakan.
d.      Praktik-praktik yang basis dalam perilaku dan masyarakat.
e.       Mengetahui bagaimana berpartisipasi atau baimana bertindak.
f.        Struktur memungkinkan adanya tindakan, saran bagi tindakan dll.
g.      Subjek untuk menciptakan dirinya sendiri melalui partisipasi.
6.      Teori Globalisasi “of Nothing” George Ritzer
      Sebagai contoh teori globalisasi Kellner Techno Capitalism. Anthony Giddens tentang Runaway Word Gobalization, Zygmuny Bauman tentang konsekuensi Globalisasi, Geogre Ritzer tentang Globalization of Nothing, Arjun Appadurai tentang teori Landape dan lain-lain.


ILMU SEJARAH
A.  KONSEP DAN GENERALISASI SEJARAH
1.      Perubahan
Konsep :
Generalisasi :
   Jika kita hanya mengakui gerak sejarah berdasarkan siklus maka tidak akan banyak terjadi perubahan-perubahan yang berarti dalam dinamika masyarakat lokal, nasional, maupun global. Padahal perubahan yang terjadi pada masyarakat sekarang ini demikian cepat, banyak lompatan, dan banyak hal yang tidak terduga.
2.      Peristiwa
Konsep :
Generalisasi :
Sebenarnya, jika mengakui validitas gerak sejarah yang di kemukakan Giambattista Vico, disamping beberapa peristiwa itu kecendrungannya akan terjadi pengulangan yang serupa, tetapi akan terjadi pula suatu proses bersifat siklus belaka (Al-Sharqawi, 1986: 147)
3.      Sebab dan Akibat
Konsep :
Generalisasi :
    Munculnya peradaban di lembah Sungai Nil (Mesir Kuno) yang bernilai tinggi sebagai khazanah budaya dunia,disebabkan adanya tantangan yang cukup keras bagi masyarakat Mesir dan perannya kaum elite minoritas yang kreatif, akibatnya mereka berupaya untuk merespons tantangan itu dalam bentuk peradaban yang bernilai agung (Laurer, 2003: 53).
4.      Nasionalisme
Konsep :
Generalisasi :
     Menurut Jan Romein, gerak kemajuan dan keberlanjutan perubahan sejarah (sosial budaya), tidak dapat disamakan dengan evolusi biologis melainkan kebalikannya. Mengingat manusia memiliki sejumlah kemampuan akal dan pikiran sebagai makhluk yang lebih sempurna. Oleh karena itu, dalam diakletika kemajuan perkembangan nasionalisme pun tidak berjalan secara evolutif, tetapi maju dengan lompatan-lompatan yang diadakan seperti revolusi (Wertheim,1967:95-96)
5.      Kemerdekaan
Konsep :
Generalisasi :
   Menurut Wittfogel, terdapat hubungan yang erat antara berkembangnya budaya hidrolik yang berukuran besar, khususnya sistem irigasi dengan munculnya struktur sosial yang sentralistik, otoktratik, dan birokraktik, sebagaimana sering disebut sebagai depotisme oriental. Dengan membangun budaya hidrolik, bendungan, dan irigasi besar, masing-masing penguasa akan merasa bebas atau merdeka dengan mengembangkan sistem budaya hidrolik tersebut (Wertheim 1976: 17;Kapplan dan Manners, 1999:95).
6.   Kolonialisme
      Konsep :
      Generalisasi :
  Merajalelanya kolonialisme Barat pada abad ke-19 terhadap Asia,Afrika, dan Amerika Latin,sebenarnya tidak dapat dilepaskan sebagai dampak penemuan-penemuan daerah baru ataupun hasil eksploritasnya terhadap daerah-daerah lain yang belum mereka kenal sebelumnya (Denon, 2000:134).
7.   Revolusi
      Konsep :
      Generalisasi :
      Revolusi Prancis yang terjadi tahun 1789 memiliki dampak besar bagi kemenangan kaum borjuis di Eropa Barat maupun bangkitnya nasionalisme serta perlawanan terhadap imperialisme, khususnya sesama bangsa eropa (Furet dan Richet, 1989: 480 ).
8.      Fasisme
Konsep :
Generalisasi :
Lahirnya fasisme di Italia maupun Jerman menjelang Perang Dunia II, tidak lepas dari pengaruh krisis ekonomi dunia akibat malapetaka Perang Dunia I yang menimbulkan krisis ekonomi (Malaise) yang sangat parah bagi dunia (Payne, 2000:347).
9.      Komunisme
Konsep :
Generalisasi :
Makin meluasnya bahaya komunisme di Asia Tenggara, mendorong para ahli strategi dan pemikir Amerika Serikat untuk menggagas suatu teori baru yang dikenal dengan Teori Domino (Supardan, 1983:21).
10.  Peradaban
Konsep :
Generalisasi :
Beberapa pusat peradaban tertentu, seperti Mesir Kuno, Mesopotamia, India Kuno, dan Cina Kuno, pada umumnya lahir ataupun muncul sebagai respons atas tantangan dan kesadaran minoritas kreatif yang terjadi di beberapa sungai-sungai besar (Toynbee,1961).
11.  Perbudakan
Konsep :
Generalisasi :
Ketika kolonialisme dan imperialisme merajalela, sistem perbudakan di beberapa wilayah (Afrika, Asia maupun Amerika Latin) pun berkembang dengan pesat (Ross, 2000:965).
12.  Waktu
Konsep :
Generalisasi :
Studi tentang waktu dapat berfungsi baik sebagai kerangka eksternal untuk mengukur peristiwa dan proses, menata kesemrawutan terjadinya peristiwa dan proses demi orientasi manusia atau mengkoordinasikan tindakan individu dan sosial secara kuantitatif yang dinyatakan oleh jam, hari, tanggal, bulan, tahun dan abad memungkinkan kita mengenal perbandingan kecepatan, interval, rentangan dan sebagainya maupun untuk menentukan kerangka internal secara kualitatif yang dinyatakan berlangsung lebih lama atau lebih sebentar, lebih lambat atau lebih cepat dan sebagainya (Adam, 1990:23).
13.  Feminisme
Konsep :
Generalisasi :
Pada awalnya, teori-teori feminisme bersifat interdisipliner yang merangkum beberapa diskriminasi dan ketimpangan sosial antara pria dan wanita di berbagai bidang sosial budaya, seperti sejarah, filsafat, antropologi, politik, ekonomi dan seni. Selanjutnya, berkembang dalam beberapa tema yang menonjol, seperti reproduksi, representasi dan pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin. Perkembangan selanjutnya yang mencolok adalah munculnya konsep-konsep baru, seperti seksisme dan esensialisme yang dimaksudkan untuk menggugat diskriminasi sosial terhadap ilmu pengetahuan yang berkembang (Humm, 2000:354).
14.  Liberalisme
Konsep :
Generalisasi :
Secara metodologis, liberalisme meragukan penjelasan teori-teori holistik maupun kolektivisme. Mereka lebih mengasosiasikan dengan gerakan-gerakan laissezfaire dan menolak intervensi pemerintah serta implikasi-implikasi moral yang mengharuskan memerhatikan yang lemah. Selain itu, mesti tidak menyangkal legitimasi dan prosedur-prosedur demokratis, kaum liberal tidak bersedia mempertaruhkan makna hakiki individu dengan membuka pinyu selebar-lebarnya pada kekuatan mayoritas (Barry, 2000:571).
15.  Konservatisme
Konsep :
Generalisasi :
Pada umunya, pengikut konservatisme adalah para orang tua yang sudah memiliki pandangan dan sikap mapan mengenai apa yang harus diutamakan dalam hidup. Aliran ini menjunjung tinggi sopan santun, meskipun hal itu mungkin irasional karena hal-hal tersebut dianggap sebagai jangkar yang akan mencegah seseorang bertindak semaunya. Oleh karena itu, daya tarik konservatisme di Inggris sampai sekarang masih luas, khususnya bagi “golongan tua” tetap besar. Mereka beranggapan bahwa suatu masyarakat yang tidak memiliki elemen konservatisme, di satu sisi tidak akan bertahan lama, walaupun bagi banyak orang di sisi lain dapat dianggap stagnan (Minogue, 2000:167).  

B. TEORI-TEORI SEJARAH
1.      Teori Gerak Siklus Sejarah Ibnu Khaldun
a. Kebudayaan adalah manusia yang memiliki landasan yang menimbulkan mereka untuk memecahkan masalah serta mendapatkan kesenangan dan kecukupan dalam membangun industri, menyususun hukumn , dan menertibkan transaksi.
b.      Fase primitif adalah bentuk kehidupan manusia terdahulu yang pernah ada. 
c.     Fase urbanisasi, pembangun tetap berlangsung sehingga perkembangan kebudayaan makin maju.
d.      Kelompok yang terkalahkan selalu mengekar pada kelompok yang menang.
e.       Fase kemewahan, banyak kelompok yang tenggelam dalam kemewahan.    
2.      Teori Daur Kultural spiral Giambattista Vico
a.       Perjalanan sejarah bukan seperti roda yang berputar yang meramalkan masa depan.
b.    Sejarah berputar dalam spiral dan selalu memperbaharui diri, seperti gerakan pendaki gunung, dan setiap lingkaran yang lebih beasr daripada lingkaran sebelumnya, sehingga ufuknya semakin jauh dan luas.
c.       Masyarkat bergerak melalui perkembangan dan terjalin erat dengan kemanusiaan, yaitu tahapan fasenya:Teologis, Herois, dan humanitis.
d.      Ide kemajuan adalah subtansial, tidak selalu berjalan kedepan, tetapi dalam lingkaran yang saling mempengaruhi.
3.      Teori Tantangan dan tanggapan Arnold Toynbee
a.      Terdapat 21 pusat peradaban dunia.
b.      Peradaban muncul suatu tantangan.
c.       Mesir muncul sebagai peradaban sungai Nil.
d.      Berbagai jenis tantangan diperlukan dalam perkembangan peradaban.
e.  Ada 5 kawasan perangsang peradaban: ganas, baru, diperebutkan, ditinadas, dan tempat pembuangan.
f.        Kawasan ganas, lingkungan fisik sulit ditaklukan.
g.       Antara tantangan dan tanggapan berbentuk kurva linear.
h.       Untuk suatu tanggapan yang memadai, kriteria pertama adalah keras atau lunak.