Seseorang
yang beriman dan bertaqwa adalah orang yang menghambakan dirinya kepada Allah
dan selalu menjaga hubungan dengan-Nya setiap saat. Memelihara Hubungan dengan
Allah terus menerus akan menjadi kendali dirinya sehingga dapat menghindar dari
kejahatan dan kemungkaran dan membuatnya konsisten terhadap aturan – aturan
Allah. Karena itu inti ketaqwaan adalah melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangannya.
Memelihara
hubungan dengan Allah SWT dimulai dengan melaksanakan tugas perhambaan dengan
melaksanakan ibadah secara sungguh – sungguh ( khusuk ) dan ikhlas seperti
mendirikan solat dengan khusuk dan penuh penghayatan sehingga solat memberikan
bekas dan memberi warna dalam kehidupannya. Melaksanakan puasa dengan ikhlas
melahirkan kesabaran dan pengendalian diri. Zakat mendatangkan sikap peduli dan
menjauhkan diri dari ketamakan dan kerasukan. Dan haji mendatangkan sikap
persamaan, menjauhkan dari takabur dan mendekatkan diri kepada Allah.
Memelihara
hubungan dengan Allah dilakukan juga dengan menjauhi perbuatan yang dilarang
Allah, yaitu perbuatan dosa dan kemungkaran. Melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan Allah pada dasarnya adalah bentuk – bentuk prilaku yang lahir dari
pengendalian diri atau mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam dirinya.
Hubungan
dengan Allah menjadi dasar bagi hubungan sesama manusia. Orang yang bertaqwa
akan dapat dilihat dari peranannya di tengah – tengah masyarakat. Sikap taqwa
tercermin dalam bentuk kesediaan untuk menolong orang lain, melindungi yang
lemah dan berpihakan pada kebenaran dan keadilan. Karena itu, orang yang taqwa
akan menjadi motor penggerak gotong royong dan kerja sama dalam segala bentuk
kebaikan dan kebajikan.
Pada surat
Al – Baqarah ayat 177, menerangkan bahwa diantara cirri – cirri orang bertaqwa
itu ialah orang – orang yang beriman kepada Allah, Hari kemudian, malaikat –
malaikat, kitab – kitab Allah. Aspek – aspek tersebut merupakan dasar keyakinan
yang dimiliki orang yang taqwadan dasar hubungan dengan Allah dalam bentuk
ubudiah. Selanjutnya Allah menggambarkan hubungan kemanusiaan, yaitu
mengeluarkan harta, dan orang – orang yang menepati janji. Dalam ayat itu Allah
menggambarkan dengan jelas dan indah, bukan saja karena aspek tenggang rasa
terhadap sesame manusia dijelaskan secara terurai, yaitu siapa saja yang mesti
diberi tenggang rasa, tetapi juga mengeluarkan harta diposisikan diantara aspek
keimanan dan sholat.
Dalam
hubungan dengan diri sendiri ketaqwaan ditandai dengan cirri – cirri antara
lain :
1. Sabar, yaitu sikap diri
menerima apa saja yang datang kepada dirinya, baik perintah, larangan, maupun
musibah yang menimpanya. Sabar terhadap perintah adalah menerima dan
melaksanakan perintah dengan ikhlas. Dalam melaksanakan perintah terhadap upaya
untuk mengendalikan diri agar perintah itu dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Tawakal, yaitu
menyerahkan keputusan segala sesuatu, ikhtiar dan usaha kepada Allah. Tawakal
bukanlah menyerah, tetapi sebaliknya usaha maksimal tetapi hasilnya diserahkan
seluruhnya kepada Allah yang menentukan.
3. Syukur, yaitu sikap
berterima kasih atas apa saja yang diberikan Allah atau sesama manusia.
Bersyukur kepada Allah adalah sikap berterima kasih terhadap apa saja yang
telah diberikan Allah, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Bersyukur dengan
perbuatan adalah mengucapkan hamdalah sedangkan bersyukur dengan perbuatan
adalah menggunakan nikmat yang diberikan Allah sesuai dengan keharusannya.
4. Berani, yaitu sikap diri
yang mampu menghadapi resiko sebagai konsekuensinya dari komitmen dirinya
terhadap kebenaran. Jadi berani berkaitan dengan nilai – nilai kebenaran.
Kebenaran lahir dari hubungan seseorang dengan dirinya terutama berkaitan
dengan pengendalian dari sifat – sifat buruk yang datang dari dorongan hawa nafsunya.
Taqwa ditampilkan pula
dalam bentuk hubungan seseorang dengan lingkungan hidupnya. Manusia yang
bertaqwa adalah manusia yang memegang tugas kekhalifahannya di tengah alam,
sebagai subyek yang bertanggung jawab mengelola dan memelihara alam lingkungannya.
Sebagai pengelola ia akan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidupnya di
dunia tanpa merusak dan membinasakannya. Alam dengan segala potensi yang ada
didalamnya diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan menjadi barang jadi
yang berguna untuk manusia.
Orang yang beriman dan bertaqwa
adalah orang yang mampu menyikapi lingkungan dengan sebaik – baiknya. Ia dapat
mengelola lingkungan sehingga menghasilkan manfaat bagi manusia dan sekaligus
memeliharanya agar tidak habis atau musnah.
Bagi orang yang beriman
dan bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat Allah yang harus disyukuri dengan
cara memanfaatkannya sesuai dengan keharusannya dan memeliharanya dengan sebaik
– baiknya. Disamping nikmat Allah, ala mini juga amanat yang harus dipelihara
dan dirawatnya dengan baik. Mensyukuri nikmat Allah dengan cara yang demikian
itu akan menambah kadar dan kualitas nikmat yang akan diberikan Allah kepada
manusia. Tambahan nikmat itu dalam bentuk nilai tambah manfaat dari lingkungan
alam. Sebaliknya orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah akan diberi
azab yang menyedihkan. Azab Allah dalam kaitan ini adalah bencana alam akibat
eksploitasi alam yang tanpa batas karena kerakusan manusia.
Terapi atau cara meningkatkan keimanan
Ada beberapa cara yang bisa
ditempuh untuk meningkatkan keimanan seseorang di antaranya ialah:
a. Shalat tepat waktu dan
khusyu, juga memperbanyak shalat nawaafil.
b. Shaum. Selain shaum di
bulan Ramadhan juga shaum-shaum sunnah seperti Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, Daud,
Arafah, dan lain-lain.
c. Memperbanyak tilawah
quran. Dalam QS 8:2 disebutkan ciri orang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah bergetarlah hati mereka dan bila dibacakan ayat-ayat Allah
bertambah tambahlah keimanan mereka.
d. Dzikir dan takafur.
Rasulullah saw. terlihat menangis ketika turun surat QS 3: 190-191. Bilal lalu
bertanya dan beliau menjawab: celakalah orang yang membaca ayat ini namun tak
kunjung menarik pelajaran darinya. Dan kedua ayat tersebut berisikan tentang
bertakafur terhadap tanda-tanda kekuasaannya.
e. Jalasah ruhiah. Acara
mabit, menginap, qiamul lail dan sahur bersama untuk kemudian berpuasa dan bila
memungkinkan ifthar shaum bersama dengan didahului taujih, ruhiah akan besar
efeknya bagi keimanan seseorang. Muadz bin Jabbal dulu acap mengajak
sahabat-sahabat yang lain, “ijlis bina‘ nu’minu sa’ah” (duduklah bersama
kami, berimanlah sejenak dengan penuh konsentrasi).
f.
Dzikrul
maut. Mengingat kematian yang pasti datangnya apakah dengan menjenguk dan
mentalkinkan orang yang sakaratul maut atau memandikan, mengkafani dan
menguburkan maupun ziarah kubur kesemuanya juga dapat meningkatkan keimanan
seseorang.
Model integrasi
IMTAQ dalam pembelajaran PKN
Values Learning terdapat di dalam mata pelajaran yang sejak dulu ada dan dibelajarkan
secara berkelanjutan hingga saat ini. Mata Pelajaran itu adalah mata pelajaran
PKn dan mata pelajaran Agama yang sarat dengan nilai-nila moral, akidah dan
pedoman akhlak individu. Proses yang cukup panjang mata pelajaran ini
ditransformasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Maka darii tu, mata pelajaran
tersebut menjadi mata pelajaran umum yang dibelajarkan dari tingkat kanak-kanak
hingga tingkat perguruan tinggi.
Proses learning yang dibutuhkan adalah bagaimana guru mata pelajaran
tersebut mampu menyampaikan materi dengan metode-metode yang tepat dan
menyenangkan. Agar proses belajar mengajar menarik bagi siswa, tentu
dibutuhkan kiat-kiat dan seni mengajar . Pengajaran PKN disamping harus menarik
sekaligus juga bermanfaat bagi siswa baik untuk masa kini dan yang masa yang
akan datang, sehingga ia juga harus mampu mengintegrasikan imtaq, pendidikan
lingkungan hidup dan pesan-pesan moral positif untuk membantu siswa menjalani
kehidupan ditengah-tengah masyarakat.
Proses belajar mengajar PKN yang terintegrasi yang dimulai
sejak siswa SD sampai mahasiswa, diharapkan akan menumbuhkan kesadaran dan
kepedulian lingkungan dimana dia berada. Penanaman moral-moral positif dan
memberikan contoh-contoh nyata disekitarnya serta mengikuti urutan-urutan
kegiatan institusional pengajaran mulai dari pendahuluan, penyajian materi dan
penutup serta penugasan akan dapat menumbuhkan kesadaran siswa sejak dini untuk
selalu peduli akan kebersihan dan keserasian lingkungan dimana dia berada.
Integrasi IMTAQ
pada saat pembelajaran PKN yang tertuang juga dalam rencana pembelajaran,
penyajian materi , pemberian tugas-tugas baik dalam bentuk perseorangan maupun
kelompok. Integrasi imtaq akan menimbulkan kesadaran kepada siswa bahwa sebagai
mahluk hidup semua unsur dan sendi kehidupan membutuhkan Tuhan. Guru
menjelaskan berbagai ragam hasil ciptaan Tuhan untuk mendukung kehidupan semua
umat manusia, sekaligus umat manusia dipercaya untuk memelihara dan
mengelolanya. Perwujudannya dapat dilihat melalui perubahan sikap dan kesadaran
siswa untuk menjalankan Ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya. Siswa juga
akan bersikap lebih sopan dan santun karena didalam dirinya sudah terdapat alat
kontrol yang mengendalikan dirinya secara otomatis untuk melakukan hal-hal yang
baik ataupun positif.
Integrasi IMTAQ
juga akan selalu mengingatkan siswa dan guru serta mahasiswa dan dosen untuk
menerapkannya dalam kehidupan seharí-hari melalui selalu bersyukur, sikap
tertib terhadap hukum,tepat waktu, disiplin dan tekun. Hal ini karena kesadaran
diri setelah mendengar nasehat, petunjuk dari gurunya agar tekun melaksanakan
ajaran agamanya. Aktif mengikuti kegiatan perayaan agamanya , memelihara
lingkungan dengan baik dimanapun dia berada.
Ayat-ayat
al-Qur’an berhubungan dengan Pancasila
Pancasila sebagai dasar ideologi
bangsa Indonesia tentu saja sangat berkaitan dengan nilai-nilai yang termaktub
dalam Al-Qur`an. Kitab suci umat agama Islam ini merupakan sumber nilai yang
bermanfaat sebagai pedoman hidup manusia. Maka tak salah founding fathers kita membentuk suatu grundnorm bagi Bangsa Indonesia sebagi salah satu way of life. Berikut beberapa ayat yang
berhubungan dengan Pancasila yaitu sebagai berikut :
1. Sila
pertama Pancasila
Ketuhanan
Yang Maha Esa
Q.S Al-Ikhlas ; 1-4
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
. وَلَمْ
يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ . اللَّهُ الصَّمَدُ . قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَد
Artinya : Katakanlah:
"Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
2. Sila
kedua Pancasila
Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab
Q.S Al-Maidah ; 2
Artinya : Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah389, dan jangan melanggar
kehormatan bulan-bulan haram390,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya391, dan binatang-binatang
qalaa-id392, dan jangan
(pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
kurnia dan keredhaan dari Tuhannya393
dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada
mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
3. Sila
ketiga Pancasila
Persatuan
Indonesia
Q.S Al-Hujurat ; 13
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya : Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.
4. Sila
keempat Pancasila
Kerakyatan
yang dipimpun oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Q.S As-syura ; 38
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Artinya : Dan (bagi)
orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
Q.S Al-Imran ; 159
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya : Maka disebabkan
rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu246. Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
5. Sila
kelima Pancasila
Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Q.S Al-Maidah ; 42
سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ فَإِنْ جَاءُوكَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ أَوْ أَعْرِضْ عَنْهُمْ وَإِنْ تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَنْ يَضُرُّوكَ شَيْئًا وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Artinya : Mereka itu
adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram418. Jika mereka (orang
Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu)
diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka
maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu
memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka
dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.
Q.S An-nisa ; 58
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Artinya : Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Dosen PAI UPI . 2008 . Islam
Tuntunan dan Pedoman Hidup . Bandung:
Value Press.
Akhwan, Muzhoffar,
Karakteristik, Tujuan, dan Sasaran Pendidikan Islam, dalam Muslih Usa dan Aden
Wijaya (ed), Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial, Yogyakarta: Aditya
Media, 1997.
Djamari,H.Dr, dkk. 1991. Materi
Pokok Pendidikan PKN 1. Modul 7-12. Jakarta : Universitas Terbuka.
Azra, Azyumardi, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam pada
Perguruan Tinggi Umum. Jakarta:
Departemen Agama RI
Mansoer,
Hamdan, dkk. 2004. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Departemen Agama
RI
Ahmadi Abu,
dkk. 1991. Dasar – Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Darajat,
Zakiah, dkk. 1986. Dasar – Dasar Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama RI