Tampilkan postingan dengan label Model IMTAQ. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Model IMTAQ. Tampilkan semua postingan

Senin, 16 April 2012

Model IMTAQ dalam Pembelajaran PKn



Seseorang yang beriman dan bertaqwa adalah orang yang menghambakan dirinya kepada Allah dan selalu menjaga hubungan dengan-Nya setiap saat. Memelihara Hubungan dengan Allah terus menerus akan menjadi kendali dirinya sehingga dapat menghindar dari kejahatan dan kemungkaran dan membuatnya konsisten terhadap aturan – aturan Allah. Karena itu inti ketaqwaan adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Memelihara hubungan dengan Allah SWT dimulai dengan melaksanakan tugas perhambaan dengan melaksanakan ibadah secara sungguh – sungguh ( khusuk ) dan ikhlas seperti mendirikan solat dengan khusuk dan penuh penghayatan sehingga solat memberikan bekas dan memberi warna dalam kehidupannya. Melaksanakan puasa dengan ikhlas melahirkan kesabaran dan pengendalian diri. Zakat mendatangkan sikap peduli dan menjauhkan diri dari ketamakan dan kerasukan. Dan haji mendatangkan sikap persamaan, menjauhkan dari takabur dan mendekatkan diri kepada Allah.
Memelihara hubungan dengan Allah dilakukan juga dengan menjauhi perbuatan yang dilarang Allah, yaitu perbuatan dosa dan kemungkaran. Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah pada dasarnya adalah bentuk – bentuk prilaku yang lahir dari pengendalian diri atau mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam dirinya.
Hubungan dengan Allah menjadi dasar bagi hubungan sesama manusia. Orang yang bertaqwa akan dapat dilihat dari peranannya di tengah – tengah masyarakat. Sikap taqwa tercermin dalam bentuk kesediaan untuk menolong orang lain, melindungi yang lemah dan berpihakan pada kebenaran dan keadilan. Karena itu, orang yang taqwa akan menjadi motor penggerak gotong royong dan kerja sama dalam segala bentuk kebaikan dan kebajikan.
Pada surat Al – Baqarah ayat 177, menerangkan bahwa diantara cirri – cirri orang bertaqwa itu ialah orang – orang yang beriman kepada Allah, Hari kemudian, malaikat – malaikat, kitab – kitab Allah. Aspek – aspek tersebut merupakan dasar keyakinan yang dimiliki orang yang taqwadan dasar hubungan dengan Allah dalam bentuk ubudiah. Selanjutnya Allah menggambarkan hubungan kemanusiaan, yaitu mengeluarkan harta, dan orang – orang yang menepati janji. Dalam ayat itu Allah menggambarkan dengan jelas dan indah, bukan saja karena aspek tenggang rasa terhadap sesame manusia dijelaskan secara terurai, yaitu siapa saja yang mesti diberi tenggang rasa, tetapi juga mengeluarkan harta diposisikan diantara aspek keimanan dan sholat.
Dalam hubungan dengan diri sendiri ketaqwaan ditandai dengan cirri – cirri antara lain :
1.      Sabar, yaitu sikap diri menerima apa saja yang datang kepada dirinya, baik perintah, larangan, maupun musibah yang menimpanya. Sabar terhadap perintah adalah menerima dan melaksanakan perintah dengan ikhlas. Dalam melaksanakan perintah terhadap upaya untuk mengendalikan diri agar perintah itu dapat dilaksanakan dengan baik.
2.      Tawakal, yaitu menyerahkan keputusan segala sesuatu, ikhtiar dan usaha kepada Allah. Tawakal bukanlah menyerah, tetapi sebaliknya usaha maksimal tetapi hasilnya diserahkan seluruhnya kepada Allah yang menentukan.
3.      Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas apa saja yang diberikan Allah atau sesama manusia. Bersyukur kepada Allah adalah sikap berterima kasih terhadap apa saja yang telah diberikan Allah, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan adalah mengucapkan hamdalah sedangkan bersyukur dengan perbuatan adalah menggunakan nikmat yang diberikan Allah sesuai dengan keharusannya.
4.      Berani, yaitu sikap diri yang mampu menghadapi resiko sebagai konsekuensinya dari komitmen dirinya terhadap kebenaran. Jadi berani berkaitan dengan nilai – nilai kebenaran. Kebenaran lahir dari hubungan seseorang dengan dirinya terutama berkaitan dengan pengendalian dari sifat – sifat buruk yang datang dari dorongan hawa nafsunya.

Taqwa ditampilkan pula dalam bentuk hubungan seseorang dengan lingkungan hidupnya. Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang memegang tugas kekhalifahannya di tengah alam, sebagai subyek yang bertanggung jawab mengelola dan memelihara alam lingkungannya. Sebagai pengelola ia akan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidupnya di dunia tanpa merusak dan membinasakannya. Alam dengan segala potensi yang ada didalamnya diciptakan Allah untuk diolah dan dimanfaatkan menjadi barang jadi yang berguna untuk manusia.
Orang yang beriman dan bertaqwa adalah orang yang mampu menyikapi lingkungan dengan sebaik – baiknya. Ia dapat mengelola lingkungan sehingga menghasilkan manfaat bagi manusia dan sekaligus memeliharanya agar tidak habis atau musnah.
Bagi orang yang beriman dan bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat Allah yang harus disyukuri dengan cara memanfaatkannya sesuai dengan keharusannya dan memeliharanya dengan sebaik – baiknya. Disamping nikmat Allah, ala mini juga amanat yang harus dipelihara dan dirawatnya dengan baik. Mensyukuri nikmat Allah dengan cara yang demikian itu akan menambah kadar dan kualitas nikmat yang akan diberikan Allah kepada manusia. Tambahan nikmat itu dalam bentuk nilai tambah manfaat dari lingkungan alam. Sebaliknya orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah akan diberi azab yang menyedihkan. Azab Allah dalam kaitan ini adalah bencana alam akibat eksploitasi alam yang tanpa batas karena kerakusan manusia.

 

Terapi atau cara meningkatkan keimanan

 

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan keimanan seseorang di antaranya ialah:
a.      Shalat tepat waktu dan khusyu, juga memperbanyak shalat nawaafil.
b.      Shaum. Selain shaum di bulan Ramadhan juga shaum-shaum sunnah seperti Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, Daud, Arafah, dan lain-lain.
c.       Memperbanyak tilawah quran. Dalam QS 8:2 disebutkan ciri orang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka dan bila dibacakan ayat-ayat Allah bertambah tambahlah keimanan mereka.
d.     Dzikir dan takafur. Rasulullah saw. terlihat menangis ketika turun surat QS 3: 190-191. Bilal lalu bertanya dan beliau menjawab: celakalah orang yang membaca ayat ini namun tak kunjung menarik pelajaran darinya. Dan kedua ayat tersebut berisikan tentang bertakafur terhadap tanda-tanda kekuasaannya.
e.      Jalasah ruhiah. Acara mabit, menginap, qiamul lail dan sahur bersama untuk kemudian berpuasa dan bila memungkinkan ifthar shaum bersama dengan didahului taujih, ruhiah akan besar efeknya bagi keimanan seseorang. Muadz bin Jabbal dulu acap mengajak sahabat-sahabat yang lain, “ijlis bina‘ nu’minu sa’ah” (duduklah bersama kami, berimanlah sejenak dengan penuh konsentrasi).
f.        Dzikrul maut. Mengingat kematian yang pasti datangnya apakah dengan menjenguk dan mentalkinkan orang yang sakaratul maut atau memandikan, mengkafani dan menguburkan maupun ziarah kubur kesemuanya juga dapat meningkatkan keimanan seseorang.

Model integrasi IMTAQ dalam pembelajaran PKN

Values Learning terdapat di dalam mata pelajaran yang sejak dulu ada dan dibelajarkan secara berkelanjutan hingga saat ini. Mata Pelajaran itu adalah mata pelajaran PKn dan mata pelajaran Agama yang sarat dengan nilai-nila moral, akidah dan pedoman akhlak individu. Proses yang cukup panjang mata pelajaran ini ditransformasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Maka darii tu, mata pelajaran tersebut menjadi mata pelajaran umum yang dibelajarkan dari tingkat kanak-kanak hingga tingkat perguruan tinggi.
Proses learning yang dibutuhkan adalah bagaimana guru mata pelajaran tersebut mampu menyampaikan materi dengan metode-metode yang tepat dan menyenangkan. ­Agar proses belajar mengajar menarik bagi siswa, tentu dibutuhkan kiat-kiat dan seni mengajar . Pengajaran PKN disamping harus menarik sekaligus juga bermanfaat bagi siswa baik untuk masa kini dan yang masa yang akan datang, sehingga ia juga harus mampu mengintegrasikan imtaq, pendidikan lingkungan hidup dan pesan-pesan moral positif untuk membantu siswa menjalani kehidupan ditengah-tengah masyarakat.
Proses belajar mengajar PKN yang terintegrasi yang dimulai sejak siswa SD sampai mahasiswa, diharapkan akan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian lingkungan dimana dia berada. Penanaman moral-moral positif dan memberikan contoh-contoh nyata disekitarnya serta mengikuti urutan-urutan kegiatan institusional pengajaran mulai dari pendahuluan, penyajian materi dan penutup serta penugasan akan dapat menumbuhkan kesadaran siswa sejak dini untuk selalu peduli akan kebersihan dan keserasian lingkungan dimana dia berada.
Integrasi IMTAQ pada saat pembelajaran PKN yang tertuang juga dalam rencana pembelajaran, penyajian materi , pemberian tugas-tugas baik dalam bentuk perseorangan maupun kelompok. Integrasi imtaq akan menimbulkan kesadaran kepada siswa bahwa sebagai mahluk hidup semua unsur dan sendi kehidupan membutuhkan Tuhan. Guru menjelaskan berbagai ragam hasil ciptaan Tuhan untuk mendukung kehidupan semua umat manusia, sekaligus umat manusia dipercaya untuk memelihara dan mengelolanya. Perwujudannya dapat dilihat melalui perubahan sikap dan kesadaran siswa untuk menjalankan Ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya. Siswa juga akan bersikap lebih sopan dan santun karena didalam dirinya sudah terdapat alat kontrol yang mengendalikan dirinya secara otomatis untuk melakukan hal-hal yang baik ataupun positif.
Integrasi IMTAQ juga akan selalu mengingatkan siswa dan guru serta mahasiswa dan dosen untuk menerapkannya dalam kehidupan seharí-hari melalui selalu bersyukur, sikap tertib terhadap hukum,tepat waktu, disiplin dan tekun. Hal ini karena kesadaran diri setelah mendengar nasehat, petunjuk dari gurunya agar tekun melaksanakan ajaran agamanya. Aktif mengikuti kegiatan perayaan agamanya , memelihara lingkungan dengan baik dimanapun dia berada.

Ayat-ayat al-Qur’an berhubungan dengan Pancasila
Pancasila sebagai dasar ideologi bangsa Indonesia tentu saja sangat berkaitan dengan nilai-nilai yang termaktub dalam Al-Qur`an. Kitab suci umat agama Islam ini merupakan sumber nilai yang bermanfaat sebagai pedoman hidup manusia. Maka tak salah founding fathers kita membentuk suatu grundnorm bagi Bangsa Indonesia sebagi salah satu way of life. Berikut beberapa ayat yang berhubungan dengan Pancasila yaitu sebagai berikut :


1.      Sila pertama Pancasila
Ketuhanan Yang Maha Esa
Q.S Al-Ikhlas ; 1-4

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

   . وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ  .   اللَّهُ الصَّمَدُ  .  قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَد

Artinya : Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

2.      Sila kedua Pancasila
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Q.S Al-Maidah ; 2
2:5
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah389, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram390, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya391, dan binatang-binatang qalaa-id392, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya393 dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

3.      Sila ketiga Pancasila
Persatuan Indonesia
Q.S Al-Hujurat ; 13

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ    أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

4.   Sila keempat Pancasila
Kerakyatan yang dipimpun oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Q.S As-syura ; 38
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Artinya : Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

Q.S Al-Imran ; 159

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu246. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

5.   Sila kelima Pancasila
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Q.S Al-Maidah ; 42

سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ فَإِنْ جَاءُوكَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ أَوْ أَعْرِضْ عَنْهُمْ وَإِنْ تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَنْ يَضُرُّوكَ شَيْئًا وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Artinya : Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram418. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.

Q.S An-nisa ; 58

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.


DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen PAI UPI . 2008 . Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup . Bandung: Value Press.

Akhwan,  Muzhoffar, Karakteristik, Tujuan, dan Sasaran Pendidikan Islam, dalam Muslih Usa dan Aden Wijaya (ed), Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial, Yogyakarta: Aditya Media, 1997.

Djamari,H.Dr, dkk. 1991. Materi Pokok Pendidikan PKN 1. Modul 7-12. Jakarta : Universitas Terbuka.

Azra, Azyumardi, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Departemen Agama RI

Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Departemen Agama RI

Ahmadi Abu, dkk. 1991. Dasar – Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Darajat, Zakiah, dkk. 1986. Dasar – Dasar Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama RI